Sabtu, 26 Maret 2011

perawatan jenazah

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum,Wr.Wb.
marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat tuhan yang maha esa. Karena atas berkat rahmat dan karunia-Nyalah kita diberikan nikmat kesehatan hingga sampai sekarang ini. Dan tak lupa pula shalawat serta salam kita haturkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW. Serta para sahabat-sahabat-Nya, pengikut-pegikutnya hingga akhir zaman. Dimana yang telah mengajarkan iman dan islam kepada kita, sehingga kita dapat menikmati indahnya keimanan dan Islam.
Dengan penuh rasa syukur kami ucapkan karena dapat menyelesaikan tugas perawatan jenasah ini, yang diberikan oleh dosen Achmad Syawaluddin, S.Kep, kepada kami sebagai tugas dalam mengikuti proses pembelajaran mata kuliah KDM II. Dalam penulisan dan penyusuan kata-kata pada tugas ini masih banyak kesalahan penulisan, untuk itu kami selaku penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pambaca demi kesempurnaan makalah ini di masa yang akan datang.
Akhir kata semoga Makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amin.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Raha, Maret 2011


Penulis,


DAFTAR ISI

Kata Pengantar…………………………………………………………… !
Daftar Isi…………………………………………………………………… !!

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………….. 1
A. Latar Belakang Masalah………………………………………….. 1
B. Rumusan Masalah………………………………………………… 1
C. Tujuan……………………………………………………………….. 1


BAB II PEMBAHASAN………………………………………………… 2
Perawatan jenasah…….……….………………………………… 2


BAB III PENUTUP…………………………………………………….. 10
A. Kesimpulan………………………………………………………….
B. Saran…………………………………………………………………

Daftar Pustaka……………………………………………………………. **


BAB I
PENADHULUAN
A. Latar Belakang
Perawatan jenazah adalah suatu tindakan medis melakukan pemberian bahan kimia tertentu pada jenazah untuk menghambat pembusukan serta menjaga penampilan luar jenazah supaya tetap mirip dengan kondisi sewaktu hidup.
Perawatan jenazah dapat dilakukan langsung pada kematian wajar, akan tetapi pada kematian tidak wajar pengawetan jenasah baru boleh dilakukan setelah pemeriksaan jenasah atau otopsi dilakukan.
Perawatan jenasah perlu dilakukan pada keadaan adanya penundaan penguburan atau kremasi lebih dari 24 jam. Hal ini penting karena di Indonesia yang beriklim tropis dalam 24 jam mayat sudah mulai membusuk mengeluarkan bau dan cairan pembusukan yang dapat mencemari lingkungan sekitranya. Dan perawatan jenasah dilakukan untuk mencegah penularan kuman atau bibit penyakit kesekitarnya. Selain itu perawatan jenasah juga yaitu untuk mencegah pembusukan.
Mekanisme pembusukan disebabkan oleh otorisis yakni tubuh mempunyai enzim yang setelah mati dapat merusak tubuh sendiri. Selain itu, perawatan dilakukan untuk menghambat aktifitas kuman.
B. Rumusan Masalah
1. apa yang dimaksud dengan perawatan jenasah ?
2. apa tujuan dari perawatan jenasah ?
3. tindakan apa yang di lakukan pada peawatan jenasah
4. hal-hal apa yang harus diperhstikan dalam proses perawatan jenasah.?

C. Tujuan
Perawatan jenasah bertujuan untuk mencegah pembusukan. Selai itu jenash juga dapat terawat dalam arti dapat diberikan obat-obtana pengawetan seperti formalin sehingga mayat tersebut dapat bertahan lama dan tidak mudah rusak.
D. Metode penulisan
Dalam penulisan makalah ini metode yang kami gunakan adalah library reseal (metode pustaka). Sebelum kami menyusun makalah ini terlebih dahulu kami mengumpulkan data-data dari berbagai sumber seperti buku-buku hingga media seperti internet


BAB II
PEMBAHASAN
A. Perawatan Jenazah
Perawatan jenazah adalah suatu tindakan medis melakukan pemberian bahan kimia tertentu pada jenazah untuk menghambat pembusukan serta menjaga penampilan luar jenazah supaya tetap mirip dengan kondisi sewaktu hidup.
Perawatan jenazah dapat dilakukan langsung pada kematian wajar, akan tetapi kematian pada tidak wajar pengawetan jenasah baru boleh dilakukan setelah pemeriksaan jenasah atau otopsi dilakukan.
Perawatan jenasah dilakukan karena ditundanya penguburan/kremasi, misalnya untuk menunggu kerabat yang tinggal jauh diluar kota/diluar negri.
Pada kematian yang terjadi jauh dari tempat asalnya terkadang perlu dilakukan pengangkutan atau perpindahan jenasah dari suatu tempat ketempat lainnya. Pada keadaan ini, diperlukan pengawetan jenasah untuk mencegah pembusukan dan penyebaran kuman dari jenasah kelingkungannya.
Jenasah yang meninggal akibat penyakit menular akan cepat membusuk dan potensial menular petugas kamar jenasah. Keluarga serta orang-orang disekitarnya. Pada kasusu semacam ini, kalau pun penguburan atau kremasinya akan segera dilakukan tetap dilakukan perawatan jenasah untuk mencegah penularan kuman atau bibit penyakit disekitarnya.
Perawatan jenasah penderita penyakit menular dilaksanakan dengan selalu menerapkan kewaspadaan unifersal tanpa mengakibatkan tradisi budaya dan agama yang dianut keluarganya. Setiap petugas kesehatan terutama perawat harus dapat menasihati keluarga dan mengambil tindakan yangs sesuai agar penanganan jenasah tidak menambah resiko penularan penyakit seperti halnya hepatits/B, AIDS, Kolera dan sebagainya. Tradisi yang berkaitan dengan perlakuan terhadap jenasah tersebut dapat diizinkan dengan memperhatikan hal yang telah disebut diatas, seperti misalnya mencium jenasah sebagai bagian dari upacara penguburan. Perlu diingat bahwa virus HIV hanya dapat hidup dan berkembang dalam manusia hidup, maka beberapa waktu setelah penderita infeksi HIV meninggal, firus pun akan mati.
B. Tujuan Perawatan Jenasah
Adapun tujuan dari perawatan jenasah yaitu :
- Untuk mencegah terjadinya pembusukan pada jenasah
- Dengan menyuntikan zat-zat tertentu untuk membunuh kuman seperti pemberian intjeksi formalin murni, agar tidak meningalkan luka dan membuat tubuh menjadi kaku. Dalam injeksi formalin dapat dimasukan kemulut hidung dan pantat jenasah.

C. Tindakan Diluar kamar jenasah
Adapun tindakan yang dilakukan diluar kamar jenasah yaitu :
- Mencuci tangan sebelum memakai sarung tangan
- Memakai pelindung wajah dan jubah
- Luruskan tubuh jenasah dan letakan dalam posisi terllentang dengan tangan disisi atau terlipat didada.
- Tutup kelopak mata atau ditutup dengan kapas atau kasa, begitu pula multu dan telinga.
- Beri alas kepala dengan kain handuk untuk menampung bila ada rembesan darah atau cairan tubuh lainnya.
- Tutup anus dengan kasa dan plester kedap air.
- Lepaskan semua alat kesehatan dan letakan alat bekas tersebut dalam wadah yang aman sesuai dengan kaidah kewaspadaan unifersal.
- Tutup setiap luka yang ada dengan plester kedap air.
- Bersihkan tubuh jenasah tutup dengan kain bersih untuk disaksikan olehkeluarga
- Pasang label identitas pada laki-laki
- Beritahu petugas kamar jenasah bahwa jenasah adalah penderita penyakit menular
- Cuci tangan setelah melepas rarung tangan.


D. Tindakan dikamar jenasah
Adapun tidakan dikamar jenasah yaitu :
- Lakukan prosedur baku kewas padaan unifersal yaitu cuci tangan sebelum mamakai sarung tangan.
- Petugas memakai alat pelindung :
• Sarung tangan karet yang panjang (sampai kesiku).
• Sebaiknya memakai sepatu boot sampai lutut
• Pelindung wajah (masker dan kaca mata)
• Jubah atau celemek sebaiknya yang kedap air.
- Jenasah dimadikan oleh petugas kamar jenasah yang telah memahami cara membersihkan atau memandikan jenasah penderita penyakit menular
- Bungkus jenasah dengan kain kafan atau kain pembungkus lain sesuai dengan agama dan kepercayaan yang dianut.
- Cuci tangan dengan sabun sebelum memakai sarung tangan dan sesudah melepas sarung tangan
- Jenasah yang telah dibungkus tidak boleh dibuka lagi.
- Jenasah tidak boleh dibalsem atau disuntik atau pengawetan kecauli oleh petugas khusus yang telah mahir dalam hal tersebut.
- Jenasah tidak boleh diotopsi, dalam hal tertentu, otosi dapat dilakukan setelah mendapat persetujuan dari pimpinan rumah sakit dan dilaksanakanoleh petugas rumah sakait yang telah mahir dalam hal tersebut.
E. Hal-hal yang diperhatikan dalam proses keperawatan
Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam proses keperawatan yaitu :
- Segera mencuci kulit dan permukaan lain dengan air mengalir bila tekenah darah atau cairan tubuh lain.
- Dilarang memanipulasi alat suntik atau menyarungkan jarum suntik ke tutupnya. Buang semua alat atau bendah tajam dalam wadahyang tahan tusukan
- Semua permukaan yang terkena percikan atau tumpuahan darah atau cairan tubuh lainnya segera dibersihkan dengancairan klorin 0,5 %
- Semua peralatan yang akan digunakan kembali harus diproses dengan urutan : dekontaminasi, pembersihan, desinfeksi, atau sterilisai
- Sampah dan bahan terkontaminasi lainnya ditempatkan dalam kantong plastic
- Pembuangan sampah dan bahan yang tercemar sesua pengolah sampah medis.

BAB II
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari perawtan jenasah yaitu :
- Pengawetan jenasah adalah suatu tindakan medis melakukan pemberian bahan kimia tertentu pada jenah untuk mengahambat pembusukan serta menjaga penampilan jenasah supaya tetap mirim dengan kondisi sewaktu hidup. Pengawetan jenasah dapat dilakukan pada jenasah beberapa hari tidak dikubur.
- Dalam perawatan jenasah tidak boleh diototpsi. Dalam hal tertentu ototpsi dapat dilakukan setelah mendapat persetujuan dari pimpinan rumah sakit dan dilaksanakan oleh petugas yang mahir dalam hal tersebut.

B. Saran

 lakukan perawatan jenasah sesuai dtandar protocol.
 makalah ini masih jauh dari kesempurnaan oleh karena itu, kritik dan saran dari pembaca yang membangun sangat kami harapkan demi penyempurnaan makalah ini.



DAFTAR PUSTAKA

AtmaDja DS. Perawatan jenasah dan aspek medikolegalnya. Majalah kedokteran Indonesia (Inpress, Agustus 2002)
Hamzah A. Hukum acara Pidana Indonesia. Jakarta: CV.Aapta Artha Jaya, 1996
Moeljotno. Kitab Undang-Undang Hukum pidana Jakarta: Bumi Aksara. 1992

pemberian obat per oral dan inhalasi oksigen

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum,Wr.Wb.
marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat tuhan yang maha esa. Karena atas berkat rahmat dan karunia-Nyalah kita diberikan nikmat kesehatan hingga sampai sekarang ini. Dan tak lupa pula shalawat serta salam kita haturkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW. Serta para sahabat-sahabat-Nya, pengikut-pegikutnya hingga akhir zaman. Dimana yang telah mengajarkan iman dan islam kepada kita, sehingga kita dapat menikmati indahnya keimanan dan Islam.
Dengan penuh rasa syukur kami ucapkan karena dapat menyelesaikan tugas Perawatan Pasien yang akan meninggal ini, yang diberikan kepada kami sebagai tugas dalam mengikuti proses pembelajaran mata kuliah KDM II. Dalam penulisan dan penyusuan kata-kata pada tugas ini masih banyak kesalahan penulisan, untuk itu kami selaku penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pambaca demi kesempurnaan makalah ini di masa yang akan datang.
Akhir kata semoga Makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amin.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Raha, Maret 2011


Penulis,



DAFTAR ISI

Kata Pengantar……………………………………………………………. !
Daftar Isi……………………………………………………………………. !!

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………. 1
A. Latar Belakang Masalah……………………………………………. 1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………... 1
C. Tujuan………………………………………………………………… 1


BAB II PEMBAHASAN………………………………………………… 2
Pemberian Obat melalui Oral
Inhalsi Oksigen


BAB III PENUTUP……………………………………………………… 10
A. Kesimpulan……………………………………………………………


Daftar Pustaka……………………………………………………………... **


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan keperawatan menuju keperawatan profesi dipengaruhi oleh sebagai perkembangan keperawatan profesional seperti: adanya tekanan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi keperawatan. Oleh sebab itu jaminan pelayanan keperawatan yang berkualitas hanya dapat diperoleh dari tenaga keperawatan yang profesional. Dalam konsep profesi terkait erat tiga nilai sosial yaitu: pengetahuan yang mendalam dan sistematis, keterampilan teknis dan kiat yang diperoleh melalui latihan yang lama dan teliti, dan pelayanan/angsuran kepada yang memerlukan berdasarkan ilmu pengetahuan dan keterampilan teknis tersebut dengan berpedoman pada filsafat moral yang diyakini, yaitu etika profesi serta konsep-konsep dalam melakukan tindakan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan urayan latar belakang diatas, dapat dirumuskan permasalahannya sebagai berikut :
1. Apakah tujuan pemberian obat melalui oral dan inhalasi oksigen ?
2. Bagaimanakah teknik pelaksanaan pemberian obat melalui oral dan inhalasi oksigen ?
C. Tujuan
Berdasarkan urayan rumusan masalah diatas, tujuan yang hendak kami capai dalam penyusunan makalah ini yaitu :
1. Memberikan pemahaman tentang tujuan dari pemberian obat melalui oral dan inhalsi oksigen.
2. Menjelaskan mengenai prosedur atau pelaksanaan pemberian obat melalui oral dan inhalasi oksigen.



BAB II
PEMBAHASAN
PEMBERIAN OBAT MELELUI ORAL
A. Pengertian
Pemberian obat melalui oral adalah menyiapkan dan memberikan obat untuk pasien melalui mulut dan selanjutnya ditelan.
B. Tujuan
Pemberian obat kepada pasien melalui oral secara tepat dan benar, sesuai dengan program pengobatan.
C. Indikasi
Semua pasien yang membutuhkan dan menjalani pengobatan.
D. Bentuk dan macam obat yang diberikan melalui oral
Adapun bentuk dan macam obat yang diberikan melalui mulut adalah :
a. Obat cair yang terdiri dari
 Larutan (misalnya OBH)
 Suspensi (misalnya chroramphenicol syrop)
 Emulsi (misalnya scoott’s emulsion)
b. Obat padat yaitu berupa tepung dan puyer, tablet atau pil, dan kapsul.

E. Persiapan alat dan bahan
 Alat
 Meja atau baki obat
 Obat-obat yang diperlukan dalam tempatnya
 Gelas obat
 Sendok obat
 Gelas ukur
 Air minum dan tempatnya
 Lap kerja atau tissue bila mungkin disediakan
 Buku catatan
 Pasien
 Jelaskan prosedur pada klien
 Atur posisi yang nyaman bagi klien

F. Pelaksanaan
 Siapkan meja atau baki obat lengkap dengan obat dan gelas obat sesuai dengan kebutuhan
 Obat-obat yang telah disiapkan beserta kartu-kartunya untuk masing-masing pasien diperiksa kembali, lalu diberikan langsung kepada pasien dan tunggu sampai obat ditelan habis. Bila perlu petugas membantunya.
 Setiap pemberian obat harus dicatat pada kartu obat.

G. Perhatian
 Pemberian obat harus secara tepat waktu, macam atau jenisnya dan dosisinya, serta benar cara pemberian
 Pada waktu menyiapkan obat, bacalah etiket dari tiap-tiap obat sekurang kurangnya 3kali, yaitu pada saat :
 Mengambil obat dari lemari penyimpanan
 Membuka tutupnya
 Meletakannya kembali dalam lemari
 Obat-obat yang kerang jelas etiketnya tidak boleh dipergunakan
 Pada waktu menuangkan obat-obat cair, sisi botol yang beretiket harus berada disebelah atas, agar etiket tidak terkena cairan, dan dengan mudah dibaca .
 Setelah mengambil obat tempat harus selalu ditutup kembali dan benar-benar tertutup rapat.
 Bila terjadi kesalahan dalam memberkan obat harus segera dilaporkan kepada penanggung jawab ruangan atau dokter yang bersangkutan.
 Bila terjadi reaksi pada saat dan setelah pemberian obat, harus segera dilaporkan pada penanggung jawab ruangan atau dokter yang bersangkutan dan pemberian obat harus dihentikan.




INHALASI OKSIGEN
1. Pengertian
Inhalasi oksigen adalah suatu tindakan memasukan zat asam kedalam paru-paru pasein melalui saluran pernafasan dengan menggunakan alat khusus.
2. Tujuan
1) Memenuhi kekurangan zat asam
2) Membantu kelancaran metabolisme
3) Sebagai tindakan pengobatan
4) Mencegah hipoxia (misalnya pada penyelam, penerbang, pendaki gunung, pekerta tambang)

3. Indikasi
1) Dengan anoxia, hypoxia
2) Dengan kelupuhan alat-alat pernafasan
3) Selama dilakukan tindakan narkose umum
4) Yang mendapatkan trauma paru-paru dada.
5) Dalam keadaan gawat (koma dll)

4. Persiapan
 Alat
 Tabung oksigen lengkap dengan monometer
 Pengikur aliran (flow meter)
 Botol pelembab (humidifier) yang sudah diisi dengan air matang atau aquades sampai pada batas untuk melembabkan udara.
 Slang zat asam
 Kodok zat asam atau kanula hidung ganda (binasal kanual) atau pipa, endotracheal, atau tanda oksigen.
 Alat resuistasi lengkap, bila mungkin disediakan
 Pasien
Pasien diberikan penjelasan tentang hal-hal yang akan dilakukan (bila sadar)


5. Pelaksanaan
1. Pemberian oksigen yang sederhana dengan menggunakan kedok zat asam atau kanula hidung ganda. Bila mempergunakan kedok zat asam, kedok dipasang atau ditutupkan pada mulut dan hidung, tali kedok diikatkan dibelakang kepala. Bila mempergunakan kanula hidung ganda, ujung kanula dimasukan kedalam kedua lubang hidung, dan tali diikatkan dibelakang kepala.
2. Isi tabung diperiksa dan dicoba
3. Selang oksigen dihubungkan dengan kedok zat asam atau kanula hidung ganda
4. Flow meter ddibuka dengan ukuran yang sesuai dengan kebutuhan (biasanya 2L-3L/menit)
5. Pasien ditanya apakah berkurang sesaknya.
6. Pemberian oksigen dapat dilakukan terus menerus, intermiten atau dihentikan sesuai dengan program pengobatan
7. Apabila pemerian oksigen tidak diperlukan lagi, kedok atau kanula hidung ganda diangkat dan selang oksigen ditutup.
8. Pasien dirapihkan kembali
9. Peralatan dibersihkan, dibereskan dan dikembalikan ketempat semula.

6. Perhatian
o Perhatikan reaksi pasen sebelum dan sesudah pemberian oksigen
o Hindarkan tindakan yang menyebabkan pasien merasa sakit
o Jauhkan hal-hal yang dapat membahayakan, misalnya api yang dpat menimbulkan kebakaran
o Pada pasien anak-anak digunakan nasal kateter dan bila pemakayan lebih dari 24 jam, kateter dibersihkan dan dipindahkan kelubang hidung yang lain.


BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Pemberian obat melalui oral adalah menyiapkan dan memberikan obat untuk pasien melalui mulut dan selanjutnya ditelan.

2. Inhalasi oksigen adalah suatu tindakan memasukan zat asam kedalam paru-paru pasein melalui saluran pernafasan dengan menggunakan alat khusus.

B. Saran
Semoga makalah dapat membantu pembaca khususnya teman-teman mahasiswa tentang pemberian obat melalui oral dan inhalasi oksigen……..!!!



DAFTAR PUSTAKA



Kusyati, Eni. dkk. 2006. Keterampilan dan Prosedur laboratorium. Jakarta. EGC. Hal:267
Perry & potter,1999,fundamental keperawatan,edisi 4.jakarta,ECG

Perry, Anne Griffin. 2005. Buku Saku Keterampilan Dan Prosedur Dasar. Edisi5. Jakarta: EGC

bahaya minuman keras dan narkoba

KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini membahas tentang “minuman keras dan narkoba”.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Olehnya itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini, semoga bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian.

Raha, Maret 2011


Penulis





DAFTAR ISI
Kata Pengantar.........................................................................................
Daftar Isi………………………………………………………………………..
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................
A. Latar Belakang………………………………………………………..
B. Rumusan Masalah…………………………………………………..
C. Tujuan…………………………………………………………………
BAB II PEMBAHASAN……………………………………………….
A. Minuman Keras
B. Narkoba
BAB III PENUTUP……………………………………………………...
Kesimpulan……………………………………………………………..
Daftar Pustaka....................................................................................... !
!
1
1
1
2
2

5
5
**


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Minuman beralkohol mengandung kadar yang dapat memabukan bagi setiap manusia yang mengkonsumsinya sehingga dapat mengakibatkan tergangunya fungsi otak sebai sumber pengenadli akal pikiran manusia.
Selain itu psikotropika merupakan zat atau obat, baik alamiah maupun sintesis bukan narkotika, yang berhasiat psikoaktiv melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan has pada aktifitas mental dan perilaku. Sedangkan zat adiktif lainnya merupakan zat-zat atau obat yang dapat menimbulkan ketergantungan. Zat-zat yang termasuk dalam kategori ini adalah inhalnsea, nikoti, dan kafein.
Berdasarkan urayan diatas, penulis menganggap perlu untuk membahas masalah miras dan narkoba ini lebih jauh lagi.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan urayan latar belakang diatas, dapat dirumusakan peramalahan sebagai berikut :
1. Bagaimanakah pengaruh miras dan narkoba bagi kesehatan ?
2. Mengapa remaja rentan terhadap penyalagunaan narkoba ?
C. Tujuan
Berdarkan rumusan masalah diatas, tujuan yang hedak dicapai penulis dalam penulisan makalah ini yaitu :
1. Merealisasikan tugas yang diberikan oleh dosen kepada penulis.
2. Memberikan pemahaman kepada pembaca mengenai bahaya penggunaan mirs dan narkoba.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Minuman Keras
Minuman keras merupakan sebutan secara umum terhadap berbagai jenis minuman beralkohol yang sering dikonsumsi masyarakat, baik di Indonesia maupun diberbagai negar didunia.
Minuman beralkohol merupakan minuman yang mengandung etanol dan diproses dari bahan hasil pertanian yang mengandung karbohidrat. Selanjutnya, karbohidrat disebut dilanjutkan engan proses fermentasi yang disertai distilasi atau fementasi tanpa distilasi baik dengan cara memberikan perilaku terlebih dahulu atau tidak, menambahkan bahan lain atau tidak, maupun diproses dengan mencapur konsentral dengan etanol, atau dengan cara pengenceran minuman yang mengandung etanol.
Minuman beralkohol mengandung kadar yang dapat memabukan bagi setiap manusia yang mengkonsumsinya sehingga dapat mengakibatkan tergangunya fungsi otak sebai sumber pengenadli akal pikiran manusia.
Pengelopokan alcohol dibagi menjadi 3 bagian, yaitu :
a. Minuman keras golongan A dengan kadar etanol dari 1%-5%, antara lain : bir bintang dan green san.
b. Minuman keras golongan B dengan kadar etanol 5% lebih sampai 20%, antara lain : anggur Malaga, whisky, dan anggur orang tua.
c. Minuman keras golongan C dengan kadar etanol antara 20% lebih sampai 50%, antara lain : orang tua arak, mansion house dan baraindy.

B. NARKOBA
Narkotika merupakan zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sinetis maupun semi sintesis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya atau berkurangnya rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan.
Selain itu psikotropika merupakan zat atau obat, baik alamiah maupun sintesis bukan narkotika, yang berhasiat psikoaktiv melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan has pada aktifitas mental dan perilaku. Sedangkan zat adiktif lainnya merupakan zat-zat atau obat yang dapat menimbulkan ketergantungan. Zat-zat yang termasuk dalam kategori ini adalah inhalnsea, nikoti, dan kafein.
Nirkotika terdiri atas, bebrapa jenis, yaitu :
a. Opida amiah, yakni opemium, merfon, dan kodein.
b. Opoida semi sintetik, yakni heroin dan hidro morfin.
c. Opoida sintetik, yakni methadone dan petidine.
d. Garam dan turunan dari kokain dan cannabis (ganja).
e. Bahan-bahan lain, baik yang bersifat alamiah atau sintetika yang dapat dipakai sebagai pengganti morfin dan kokain.
Sedangkan psikotropika yang berpotensi sebagai penyebab sindroma ketergantungan digolongkan menjadi:
a. Psikotripoka golongan I:
Jenis ini mempunyai potensi yang sangat kuat dalam menyebabkan ketergantungan dan dinyatakan sebagai barang terlarang, misalnya ecstasy.
b. Psikotropika II :
Jenis ini mempunyai potensi kuat dalam menyebabkan sindoma ketergantungan, misalnya : flesi klidine (PCP).
c. Psikotropika III :
Jenis ini berpitensi sedang dalam menyebabkan ketrgantungan misalnya :
Flunitrazepap/rohipnol/mogadon.
d. Psikotropika IV :
Jenis ini mempunyai potensi ringan dalam menyebabkan sindroma ketergantungan, menyebabkan sindoma ketergantungan, misalnya alprazolam (Xanas) bromazepam (lexotan), diazepam (falium), estazolam(esilgen), dan frisium.

Ada dua aspek yang berpengaruh secara signifikan terhadap keterlibatan remaja dalam menyalagunakan narkoba, yaitu aspek pribadi dan aspek lingkungan.
Berdasrkan aspek pribadi, hal-hal yang menyebabkan penyalagunaan narkoba sebagai berikut antara lain sebagai berikut.
a. Adanya kepercayaan bahwa obat dapat mengatasi semua persoalan.
b. Harapan untuk dapat memperoleh “kenikmatan” dari efek obat yang ada.
c. Untuk dapat menghilangkan rasa sakit atau ketidak nyamanan yang dirasakan.
d. Merasa kurang /tidak percaya diri
e. Bagi generasi muda adanya tekanan kelompok sebaya untuk dapat diterima/diakui dalam kelompoknya.
f. Pada usia remaja, kemampuan mereka untuk menolak ajaran negative dari teman umumnya masih rendah. Mereka kurang mampu menghidari ajaran tersebut, apalagi keinginan untuk mencoba hal baru yang sangat kuat.

BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Ada dua aspek yang berpengaruh secara signifikan terhadap keterlibatan remaja dalam menyalagunakan narkoba, yaitu aspek pribadi dan aspek lingkungan.
Berdasrkan aspek pribadi, hal-hal yang menyebabkan penyalagunaan narkoba sebagai berikut antara lain sebagai berikut.
a. Adanya kepercayaan bahwa obat dapat mengatasi semua persoalan.
b. Harapan untuk dapat memperoleh “kenikmatan” dari efek obat yang ada.
c. Untuk dapat menghilangkan rasa sakit atau ketidak nyamanan yang dirasakan.
d. Merasa kurang /tidak percaya diri
e. Bagi generasi muda adanya tekanan kelompok sebaya untuk dapat diterima/diakui dalam kelompoknya.
f. Pada usia remaja, kemampuan mereka untuk menolak ajaran negative dari teman umumnya masih rendah. Mereka kurang mampu menghidari ajaran tersebut, apalagi keinginan untuk mencoba hal baru yang sangat kuat.





DAFTAR PUSTAKA

Karwadi, M.Ag.2005.Pendidikan Agama Islam Aku Cinta Islam.Cempaka Putih:Jakarta.